Memang saat itu aku benar-benar free nggak ada kerjaan, setelah menempuh Ujian Akhir Nasional aku benar-benar libur. Jadi lumayan bosen juga di rumah nggak punya rutinitas yang biasa-biasa aja. “Ngajar TPQ dimana, mi?” tanyaku pada saat itu.
“Di Perumahan Bea Cukai, Gemah. Di depan BLKI itu masuk, tau nggak?” jawab umiku.
Hampir satu minggu aku berpikir, akhirnya kuiyakan tawaran tersebut. Meski rasa ragu masih saja menggelayutiku. Kupersiapkan segala sesuatunya, konsep mengajar TPQ yang kurencanakan hingga sedemikian rupa supaya tidak membosankan. Bahkan juga mencari selingan-selingan di internet atau bertanya-tanya untuk variasi mengajar di TPQ nanti.
Tanggal 2 Mei 2011 pukul 15.45 aku berangkat menuju tempat dimana aku mengajar perdana. Meski hanya mengajar TPQ, tapi ini pertama kalinya aku mengajar anak-anak sendirian. Apalagi aku belum pernah kenal dengan mereka sama sekali. Lumayan canggung juga berhadapan dengan mereka. Kuparkirkan sepeda motorku di depan musholla mungil berwarna hijau muda itu, dan perlahan aku masuk ke dalam musholla tersebut. Masih belum yakin ketika aku duduk layaknya ustadzah di hadapan mereka. Ku awali hari pertamaku mengajar dengan mengucapkan salam kepada mereka, tak lupa sebuah senyuman terindah kupersembahkan untuk murid-murid kecilku yang manis-manis itu. Aku pun memperkenalkan diri, dan mereka tak malu bertanya tentang apapun yang mereka ingin tahu (namanya juga anak-anak ^_^). Kesan hari pertama mengajar memang luar biasa, membuatku semakin semangat untuk mengajar.
Di hari-hari selanjutnya, aku merasakan kenyamanan. Aku cukup sering memberikan permainan untuk sekadar mencairkan suasana ketika mereka bermalas-malasan dalam mengaji. Mulai dari hanya permainan hingga bernyanyi lagu-lagu islami khas anak-anak seusia mereka. Terkadang aku juga memberikan award kepada mereka yang berprestasi. Walaupun hanya kuberikan sebuah pensil atau buku tulis, tapi mereka begitu senang menerimanya. Dan mengajar bagiku sesuatu yang menyenangkan, bahkan kuanggap sebagai refreshing ketika aku merasa jenuh dengan kegiatanku.
Celotehan murid-muridku yang membuatku rindu pada mereka,