Bersama Kesulitan Ada Kemudahan

andai perjuangan ini mudah,pasti ramai menyertainya.. andai perjuangan ini singkat,pasti ramai yang istiqamah.. andai perjuangan ini menjanjikan kesenangan dunia,pasti ramai tertarik padanya.. tapi hakikat perjuangan bukan begitu,turun naiknya,sakit pedihnya,umpama kemanisan yang tak terhingga.. andai rebah,bangkitlah semula.. andai terluka,ingatlah janjiNya.. yakinkan dalam diri, bersama kesulitan ada kemudahan.

Kalimasada

Bersama mereka aku meniti tangga dakwah di jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia. Rohis Kalimasada, Menapaki Asa Menuju Cita Mulia.

Linguabase

Aku menemukan cinta di sini. bahagia bersama pengusung dakwah di fakultasku tercinta, Fakultas Bahasa dan Seni. Menemukan saudara-saudara seperjuangan yang luar biasa.

KAMMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia)

Semua rasa ada di KAMMI, aku mendapatkan semua pembelajaran dari KAMMI. Meski kredo KAMMI terlalu sempurna, tapi aku ingin berupaya untuk itu.. Kami adalah putra-putri kandung dakwah, akan beredar bersama dakwah ini kemanapun perginya..

Yang Bersabuk Dua

Julukan yang diberikan oleh Rasulullah SAW kepada Asma' binti Abu Bakar. Aku ingin menjadi sosok seperti Asma' binti Abu Bakar, sosok muslimah tangguh yang cerdas dan berani.

Pages

Selasa, 20 Maret 2012

[episode 14] Meletakkan Cinta


“Sebenarnya idenya biasa aja sih dek, sama dengan kebanyakan ikhwan atau akhwat lain kalau yang bermasalah. Kita laporkan ke murobbinya aja, gimana?”

“Memang mbak Ica tahu siapa murobbinya akh Yusuf?” tanyaku sambil menyeka air mataku yang mulai bisa kutahan.

“Kalau itu masalah gampang, dek. Banyak jalan menuju Roma, iya nggak anak Bahasa Indonesia..” mbak Ica paling bisa menghiburku. Dan aku hanya mengangguk perlahan, tanda setuju terhadap ide yang dicetuskan mbak Ica. Dan menurutku memang jalan ini sangat tepat. Kalau memang akh Yusuf itu ‘ikhwan beneran’, iya pasti akan sangat memperhatikan nasihat murobbinya.

===

Belum genap satu minggu mbak Ica sudah mendapatkan info tentang murobbi akh Yusuf dan juga sudah melaporkan hal ini kepada murobbinya tersebut. Entah bagaimana caranya, yang jelas mbak Ica sudah menyelesaikan masalah ini ke murobbi akh Yusuf.

“Alhamdulillah dek, tugas mbak untuk pemberitahuan ke murobbi akh Yusuf sudah beres. Tinggal kita menunggu reaksinya aja.” Ucap mbak Ica mengawali pembicaraan kami.

“Cepet banget mbak.. Siap mbakku sayang, setelah ada aksi kita tinggal nunggu reaksinya aja ya. Kayak pelajaran Fisika waktu SMA dulu aja.” Aku tersenyum pada mbak Ica.

“Tugas apa lagi yang siap saya terima nyonya?” Mbak Ica membalas senyumanku dengan senyuman yang lebih manis.

Rabu, 07 Maret 2012

[episode 13] Meletakkan Cinta



Sebuah sms yang sama sekali tak pernah aku kira dari dirinya, kuulang-ulang terus membaca sms tersebut bahkan sesekali ku amati kembali siapa pengirimnya. Tak percaya, sama sekali aku tak menyangkanya,

Assalamu’alaikum, ukhti Farah nan sholihah. Afwan apabila sms saya ini membuat anti merasa tidak nyaman. Saya hanya ingin mengabarkan tentang sesuatu yang anti belum mengetahui sebelumnya. Bukan maksud saya tidak menghargai anti, tapi mungkin dengan sms ini saya berharap anti dapat memahami maksud saya. Yaa muqollibal quluub tsabbit qolbi ‘alaa diinik. Bismillah, uhibbuki, ukhti. Semoga hijab ini senantiasa terjaga. Jazakillah..”

Apa maksud sms ini?! Aku benar-benar tak bisa berkomentar terhadap kejadian ini. Jemariku terasa membeku, aku lemas. Aku tak berani membalas smsnya sama sekali. Setelah duduk bergeming menatap kosong hamparan rumput di sekeliling embung, kuputuskan untuk segera menemui mbak Ica. Mbak Ica harus tahu kejadian ini.

===

“Assalamu’alaikum, mbak Ica mana?” dengan secepat kilat aku membuka pintu kos dan langsung bertanya keberadaan mbak Ica kepada penghuni kos yang lain.

“Lagi di kamar tuh, kayaknya.” Jawab mbak Rania. Akupun bergegas menuju kamar mbak Ica yang juga kamarku.

“Mbak Icaaaa...,” tanpa kusadari air mataku meleleh lembut di kedua pipiku yang mulai memerah.

“Kenapa adik sayang, kok menangis?” mbak Ica nampak ikhlas ketika aku memeluknya sekuat tenaga.

“Mbak Icaaaaa...,” air mata ini justru mengalir begitu deras.

Selasa, 06 Maret 2012

[episode 12] Meletakkan Cinta



Tapi kali ini aku tak boleh gegabah. Aku teringat kata-kata yang diucapkan mbak Ica kepadaku, “Bukan dengan cara seperti ini anti mengingatkan, adek sayang. Lebih baik, anti mengatakan hal ini pada mbak-mbak yang lain dulu. Butuh proses untuk meluruskannya. Tidak bisa gegabah seperti ini. Anti nggak mau malah timbul fitnah kan?” Aku bisa memahami kalimat mbak Ica ini.

===

Seminggu berselang, akhirnya ujian tengah semester selesai juga. Hari Ahad ini tidak ada kesibukan seperti ahad-ahad biasanya. Tak ada agenda yang cukup penting, sehingga bisa santai di kos. Melepas lelah setelah menempuh ujian tengah semester.

“Mbak Ica, Farah boleh bilang sesuatu ke mbak Ica nggak?” tanyaku mendekati mbak Ica yang sedang membereskan kasur karena hari ini jadwal piketnya.

“Bilang apa dek? Bilang aja..” mbak Ica masih memegang sapu lidi untuk membereskan debu-debu yang menempel di seprei.

“Emm, penting mbak...” jawabku terbata-bata penuh keraguan.

Powered By Blogger