Bersama Kesulitan Ada Kemudahan

andai perjuangan ini mudah,pasti ramai menyertainya.. andai perjuangan ini singkat,pasti ramai yang istiqamah.. andai perjuangan ini menjanjikan kesenangan dunia,pasti ramai tertarik padanya.. tapi hakikat perjuangan bukan begitu,turun naiknya,sakit pedihnya,umpama kemanisan yang tak terhingga.. andai rebah,bangkitlah semula.. andai terluka,ingatlah janjiNya.. yakinkan dalam diri, bersama kesulitan ada kemudahan.

Kalimasada

Bersama mereka aku meniti tangga dakwah di jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia. Rohis Kalimasada, Menapaki Asa Menuju Cita Mulia.

Linguabase

Aku menemukan cinta di sini. bahagia bersama pengusung dakwah di fakultasku tercinta, Fakultas Bahasa dan Seni. Menemukan saudara-saudara seperjuangan yang luar biasa.

KAMMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia)

Semua rasa ada di KAMMI, aku mendapatkan semua pembelajaran dari KAMMI. Meski kredo KAMMI terlalu sempurna, tapi aku ingin berupaya untuk itu.. Kami adalah putra-putri kandung dakwah, akan beredar bersama dakwah ini kemanapun perginya..

Yang Bersabuk Dua

Julukan yang diberikan oleh Rasulullah SAW kepada Asma' binti Abu Bakar. Aku ingin menjadi sosok seperti Asma' binti Abu Bakar, sosok muslimah tangguh yang cerdas dan berani.

Pages

Jumat, 31 Januari 2014

Bolehkan Aku Bersikap??


Katanya amanah itu tak boleh diminta, tapi bolehkah aku memilih??
Katanya amanah itu dibebankan untuk pundak yang tepat, tapi bolehkah aku berharap??

Entahlah, akhir-akhir ini begitu galau dengan amanah yang baru saja diberikan untuk pundak yang lemah ini. Amanah-amanah yang bagiku sangat berat dan aku hanya berharap Allah memberikan kekuatan bagi pundakku agar mampu menopangnya. Dalam satu minggu aku diminta untuk menjadi bagian dalam struktural (inti) dua buah organisasi yang membuatku jatuh cinta terhadap keduanya. Organisasi yang membuatku tak mampu memilih salah satu di antara keduanya. Dengan posisi yang sama, menjadi sekretaris departemen.

Untuk amanah yang datang pertama aku sudah menebaknya dan tebakanku benar, bahkan untuk ketua departemennya pun aku sudah bisa menebaknya. Karena memang kami pernah berada dalam amanah yang sama. Meski agak sedikit ragu, tapi aku berusaha untuk memantapkan hatiku bahwa aku bisa dan aku mampu. Karena partner amanahku tidak diragukan lagi kapasitasnya di departemen yang akan kami gawangi. Dan insya Allah tidak ada masalah yang akan membersamai amanah kami di organisasi ini.

Selanjutnya untuk amanah kedua, yang sampai detik ini aku masih sangat ragu. Keraguan itu sudah hadir semenjak aku ‘dipinang’ untuk berada dalam amanah ini. Amanah yang berat, bahkan sangat berat. Aku sangat ragu, karena aku (bisa dianggap) sama sekali tidak memahami departemen ini. Apalagi mengingat posisiku yang dijadikan sebagai sekretaris departemen, yang –kata mereka- dianggap mampu untuk berada dalam posisi ini. Kegalauanku pun memuncak, ketika sosialisasi PH+ ternyata departemenku belum mendapatkan ketua, bayangkan saja di saat aku tengah galau dengan posisiku sebagai sekretaris departemen yang tak paham seluk belum departemen ini aku belum memiliki seorang ketua.  

Seusai sosialisasi, aku mengirimkan sebuah pesan singkat kepada orang yang memang sudah paham dengan departemen tersebut. Setelah aku menyampaikan kegalauanku tentang ketidakpahamanku terhadap kerja departemen tersebut, aku dipersilakan untuk bisa berdiskusi dengannya dan aku pun mengiyakan. Akhirnya aku berdiskusi dengan dua orang yang memang mereka sudah sangat paham sekali dengan departemen tersebut, pikiranku pun terbuka dan aku mulai memahami departemen tersebut. Di akhir diskusi aku menanyakan mengenai kepastian siapa yang akan menjadi ketua departemenku, aku sangat teringat jawaban yang dilontarkan dengan candaan oleh mereka berdua, “Lha Asma’ maunya siapa?” aku menjawab, “terserah mau siapa saja, asal jangan si X”. “Lho, lha kenapa? Atau kalau nggak nemu kadep, Asma’ yang jadi kadepnya ya..” aku pun menjawab dengan mantap, “nggak mau, terlalu berat berada dalam posisi itu.” Meski jawaban mereka nampak tidak serius, tapi aku menganggapnya serius, karena ini amanah yang menurutku sangat berat. “ditunggu 6 hari lagi,” jawab mereka serius tapi masih dengan suasana bercanda. Aku terdiam...

Setelah 6 hari aku menunggu kepastian, aku menanyakan mengenai kepastian ketua departemenku melalui pesan singkat. Ternyata masih belum dapat juga, aku menghela napas panjang sambil kembali aku memberikan pernyataan, “asal jangan si X” karena sepertinya kemungkinan si X untuk menjadi ketua departemen itu sangat besar. Kembali lagi aku ditanya apa alasannya, aku menjawab sejujurnya dan alasan yang kuberikan adalah alasan syar’i yang sama sekali tidak mengada-ada. Alasan karena pemikiranku dan pemikiran si X tidak sejalan, bahkan pemikiran si X itu terlalu frontal bahkan sampai (mungkin) sampai bisa menjadi boomerang bagi organisasi ini. Alasanku itu pun diterima, tapi ini sudah menjadi keputusan syuro dan insya Allah dengan si X itu dilibatkan lebih dalam organisasi ini dia akan membaik keadaannya, jawab pesan singkat yang kukirimkan tadi. Artinya, kemungkinan besar memang si X itu yang akan menjadi ketua departemenku walaupun itu bukan keputusan akhir. Dan.... rasanya ingin sekali menangis.

Aku mencintai organisasi ini sehingga aku menginginkan yang terbaik (menurutku) untuk organisasi, aku tidak rela kalau organisasi ini berada di tangan yang tidak tepat. Tapi aku (masih) berharap bahwa bukan dia yang menjadi ketua departemen ini. Apakah karena aku merasa tidak siap, atau memang karena nyaliku yang kerdil,, entahlah..

Ya Rabb,,, bolehkah aku meminta... berikan yang terbaik untuk kami...
Aku jadi teringat sebuah potongan ayat yang terdapat dalam QS. Al-Baqarah: 216, “boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.
Terkadang kita menganggap yang kita lakukan itu baik jika menguntungkan, terkadang juga menganggap tidak baik jika merugikan. Tapi ingat Allah Maha Tahu atas segala hal….

Astaghfirullah,, wallahu a’lam bishawab. 

Kini Aku Telah Memilih


Baru aja selesai nonton “Interupsi” di Indosiar, tentang calon presiden yang diusung oleh partai bernomor urut 3 di pemilu 2014 ini. Partai Keadilan Sejahtera atau yang lebih akrab disebut PKS, partai berlambang ka’bah-bulan sabit-padi ini merupakan salah satu partai peserta pemilu 2014 ini. Jujur, sangat terpukau dengan jawaban-jawaban cerdas dari ketiga bakal calon presiden yang diusung oleh partai bertagline “cinta, kerja, harmoni”. Hidayat Nur Wahid dengan kecerdasannya dalam menjawab setiap pertanyaan, Anis Matta yang kini menjabat sebagai presiden PKS begitu nampak memukau, dan Ahmad Heryawan yang kini menjabat sebagai Gubernur Jawa Barat ternyata sangat lincah dalam beretorika, salut dengan ketiganya.

Tapi bukan itu fokus utama pembahasan dalam tulisan ini. Ketika menonton acara tersebut jadi teringat sesuatu. Partai Keadilan Sejahtera ini memiliki sebuah wadah untuk anak-anak muda, yang tak lain anak-anak muda tersebut adalah anak-anak dari kader PKS, yaitu Garuda Keadilan. Garuda Keadilan ini merupakan gerakan yang bertujuan untuk memberikan wadah kepada anak kader supaya tetap berada dalam barisan dakwah yang rapi dan kokoh, istilah gampangnya biar orang tuanya lebih mudah mengontrol anak-anaknya –kurang lebih seperti itu-. Garuda Keadilan atau GK telah memiliki struktur kepengurusan, dari mulai tingkat nasional, tingkat wilayah, bahkan tingkat kota. Dan kemarin pada tanggal 28-29 Desember 2013, Garuda Keadilan Jawa Tengah baru saja mengadakan Musyawarah Kerja Wilayah yang dihadiri oleh perwakilan delegasi dari masing-masing kota. Acara ini diadakan di Markas Dakwah Building DPD PKS Kota Semarang. Dan kebetulan aku diamanahi untuk menjadi panitianya.

Rapat pertama diadakan di kantor DPW PKS Jawa Tengah, dalam rapat koordinasi pelaksanaan Muskerwil GK Jateng ini dihadiri oleh Pak Fris, Pak Aris, Pak Ali Umar Dani selaku perwakilan untuk GM-pro dan dari teman-teman GK Jateng yang pada saat itu ada Azam, mas Galang, Salma, Fatimah dan tentunya aku sendiri. Masih teringat jelas dan cukup #jleb sekali dengan pernyataan dari GM-pro, bahwa anak kader itu diharapkan juga mampu membantu perolehan suara PKS. Misalnya saja dengan mencoba mengajak teman-teman di sekitarnya untuk milih PKS. Nggak usah jauh-jauh lah DSnya, minimal teman dari SD-SMP-SMA sama kuliah. Itu kalau dikumpulin kan juga udah banyak to. Jadinya anak kader juga merasakan apa yang sedang dirasakan oleh orang tua kalian. Kenapa pernyataan itu bisa #jleb sekali? Karena selama ini memang kayaknya kita masih ragu-ragu untuk mempromosikan PKS ke teman-teman dekat kita, kita hanya berani untuk DS ke orang yang belum kita kenal. Padahal teman-teman kita sendiri bisa jadi lahan yang siapa tahu justru akan memilih PKS karena kenal dengan kita.

Ini yang membuat aku menjadi berpikir, beranikah aku untuk mengajak teman-teman yang sudah kukenal untuk memilih PKS. Apalagi pemilu 2014 ini memiliki suara terbanyak dari kaum anak muda. Seharusnya aku bisa melakukan itu, mungkin perasaan takut itu muncul karena belum pernah mencoba. Hmm,, akan kucoba untuk memulainya, insya Allah..

profil singkat PKS

Jadi, teman-teman yang baca tulisan ini jangan lupa pada tanggal 9 April 2014 ini pilih PKS nomor 3 ya.. Partai Keren Sekali, Partai Kita Semua. Oh iya sedikit curhat ah, tahun ini merupakan tahun pertamaku untuk memberikan suara di pemilu lho, hehe :D

Kamis, 23 Januari 2014

Aku Mencintai Keduanya



Musyawarah Anggota (Musyara) Linguabase pun selesai, dan kini telah terpilih ketua baru untuk menjadi nahkoda dalam mengarungi bahtera dakwah di fakultas tercinta, FBS. Sosok ketua yang luar biasa, memberikan sambutan pertamanya setelah terpilih untuk mengemban amanah dakwah yang mulia ini.

Lingubase merupakan lembaga dakwah kampus tingkat fakultas, fakultas luar biasa dengan sejuta warna. Selama berada dalam kepengurusan aku merasa belum terlalu fokus di linguabase, karena pada saat itu posisiku di linguabase belum terlalu urgent dibandingkan tiga amanahku di lain tempat karena secara posisi struktural. Menjadi staf departemen kaderisasi Linguabase pun belum mampu membuatku bekerja lebih untuk linguabase. Mungkin karena seringnya aku tak memprioritaskan Linguabase. Afwan, atas hal ini untuk semua pengusung Linguabase. 

Senin, 20 Januari 2014

2011 Punya Cerita


Di awal kita bersua, mencoba untuk mengenali satu sama lain mencoba untuk mulai memahami sesuatu yang akan terjadi di antara kita. Awal berada dalam forum 2011 FBS yang terpikirkan hanyalah, apakah kita akan bisa melangkah bersama, berjuan bersama di kampus ungu yang luar biasa ini?
Mengenal satu persatu sosok luar biasa... dan tak terasa satu tahun telah terlewati. Dan kini masanya kita, teman-teman 2011 untuk mulai mengelola fakultas. Diberikan tanggung jawab lebih untuk menjadi motor di lembaga dakwah tingkat fakultas. Dipertemukan dengan orang-orang luar biasa.
Subhanallah... rasanya bangga sekali memiliki saudara-saudara seperti kalian;

Powered By Blogger