Musyawarah Anggota (Musyara) Linguabase pun selesai, dan
kini telah terpilih ketua baru untuk menjadi nahkoda dalam mengarungi bahtera
dakwah di fakultas tercinta, FBS. Sosok ketua yang luar biasa, memberikan
sambutan pertamanya setelah terpilih untuk mengemban amanah dakwah yang mulia
ini.
Lingubase merupakan lembaga dakwah kampus tingkat
fakultas, fakultas luar biasa dengan sejuta warna. Selama berada dalam
kepengurusan aku merasa belum terlalu fokus di linguabase, karena pada saat itu
posisiku di linguabase belum terlalu urgent
dibandingkan tiga amanahku di lain tempat karena secara posisi struktural.
Menjadi staf departemen kaderisasi Linguabase pun belum mampu membuatku bekerja
lebih untuk linguabase. Mungkin karena seringnya aku tak memprioritaskan
Linguabase. Afwan, atas hal ini untuk semua pengusung Linguabase.
Setelah Musyara, semua orang sudah sibuk menebak akan di
posisi mana amanah selanjutnya, terutama di Lingubase. Setelah syuro evaluasi
musyara, sang ketua terpilih membuat sebuah pernyataan bahwa mayoritas
angkatanku akan menjadi PH+ Linguabase, artinya akan menjadi motor penggerak
dalam sepak terjang Lingubase ke depan. Kami pun semakin menduga-duga, dimanakah
kami akan diposisikan.. hingga tiba saatnya masing-masing dari kami mulai
ditemui oleh MPP (Majelis Pertimbangan Pengurus) Linguabase untuk ‘dilamar’
berada dalam barisan Linguabase. Benar saja dugaanku, aku berada di amanah itu.
Karena memang di kepengurusan sebelumnya aku menjadi PJS (Penanggung Jawab
Sementara) di departemen Kaderisasi karena Ketua Departemen dan Sekretaris
Departemen sedang PPL selama 3 bulan. Jadi selama 3 bulan itulah aku diminta
untuk menggantikan amanah sementara sebagai sekretaris departemen kaderisasi.
Berada di departemen kaderisasi bagiku sangatlah berat,
karena departemen kaderisasi harus benar-benar fokus. Karena aku pernah
mendengar pernyataan dari seorang kakak kelas ketika di SMA bahwa, kaderisasi
itu dapurnya sebuah organisasi. Karena di dapur akan memasak dan memberikan
asupan kepada yang lain. Dan secara tidak langsung aku berpikir bahwa aku akan
meninggalkan amanahku yang lain. Karena di Kaderisasi Linguabase ini bukan
merupakan amanah yang mudah untuk diduakan. Dan aku sudah mulai mengikhlaskan
diriku untuk fokus dengan amanah ini sehingga tak lagi memiliki dan memikirkan
amanah yang lain. Walaupun sebenarnya aku sangat berat meninggalkan amanah yang
lain.
Karena aku merasa, aku memiliki teman-teman luar biasa di
Linguabase. Terutama adalah teman-teman satu angkatan. Mereka yang memberiku
semangat luar biasa untuk lebih fokus pada amanahku di fakultas ungu ini. Ya,
aku mengikhlaskan diriku untuk Linguabase mungkin lebih tepatnya aku
mengikhlaskan diriku untuk meninggalkan amanah yang lain untuk fokus di
Linguabase. Karena aku merasa aku sangat mencintai Linguabase dan fakultasku.
Beberapa hari setelah aku ‘dilamar’ di Linguabase, aku
harus menyelesaikan amanahku yang lain. Amanah di Kesatuan Aksi Mahasiswa
Muslim Indonesia (KAMMI) bersama orang-orang luar biasa. KAMMI tak jauh beda
dengan Linguabase, karena organisasi ini juga berasaskan Al-Qur’an dan
As-Sunnah.
Musyawarah Komisariat (Muskom) KAMMI Komisariat Unnes,
evaluasi LPJ, pendemisioneran pengurus, analisis SWOT KAMMI Komisariat Unnes dan
tak lupa pemilihan Ketua Komisariat (kakom) yang baru menjadi serangkaian
agenda dalam Muskom ini.
Ketika pendemisioneran pengurus seluruh pengurus diminta
untuk keluar dari tempat sidang karena akan diputuskan apakah LPJ pada
kepengurusan kami tahun ini ditolak atau diterima. Seluruh pengurus pun keluar
dari tempat sidang, dan aku merasakan atmosfer keluarga KAMMI yang begitu
indah. Berada dalam kepengurusan KAMMI tahun ini memberikanku banyak sekali
pembelajaran. Kami di luar saling melemparkan candaan bahkan dengan tawa yang
lepas. Tidak ada rasa takut atau khawatir sedikit pun mengenai LPJ tahun ini,
karena kami sudah menduga bahwa LPJ kami akan ditolak. Entah menjadi tradisi
atau tidak, LPJ KAMMI Komsat Unnes senantiasa ditolak, mungkin dengan
ditolaknya LPJ kami memberikanku banyak pembelajaran. Aku bahagia berada dalam
barisan KAMMI 1434 H ini, karena aku merasa aku tak akan membersamai barisan
KAMMI 1435 H, mengingat amanahku yang sangat berat di Linguabase.
Kini tiba saatnya pemilihan kakom yang baru, setelah
pembacaan syarat calon kakom dipilihlah orang-orang yang akan menjadi bakal
calon. Entah mengapa ada namaku dalam barisan calon kakom KAMMI Unnes, padahal
aku sudah menolak dengan memberikan alasan yang menurutku tepat. Tapi karena
merasa tidak enak akhirnya aku pasrah, hmm... ukhuwah di KAMMI luar biasa (pikirku
dalam hati). Aku mengiyakan, karena ketika menjadi calon kakom berarti aku
memiliki hak berbicara lebih di depan semua peserta sidang. Lebih tepatnya, aku
bisa mencurahkan semua perasaan dan gagasanku untuk KAMMI.
Saat maju dan berdiri menjadi calon kakom aku
menyampaikan pada semua orang, bahwa ketakutanku ketika aku ‘dilamar’ di KAMMI
terbukti, ketakutanku untuk mencintai KAMMI. Karena ketika aku mencintai KAMMI,
aku takut ketika aku tidak mampu berkontribusi maksimal di KAMMI. Bahkan aku
menyampaikan bahwa aku benar-benar telah mencintai KAMMI. Pada saat itu
perasaanku semakin bergemuruh, mataku pun sepertinya berkaca-kaca. Karena aku
telah memilih untuk fokus di Linguabase di kepengurusan yang baru ini.
Setelah muskom berakhir, aku tak tahu, sepertinya ada
perasaan yang tertinggal di sana. Aku takut kehilangan KAMMI, aku takut tak lagi
berada dalam barisan pejuang KAMMI. Karena sepertinya aku tak akan berada dalam
kepengurusan KAMMI tahun ini.
Keesokan harinya aku berpikir aku sudah harus fokus untuk
Lingubase, karena pada pukul 13.00 akan ada sosialisasi PH+ Linguabase,
amanahku dan aku akan kembali ke rumahku di Linguabase bersama dengan
orang-orang hebat itu.
Pukul 12.45 aku didatangi oleh seorang mbak ke kosku,
saat itu aku telah benar-benar siap untuk berangkat ke sosialisasi PH+
Linguabase karena aku tak ingin terlambat di awal amanahku. Sama sekali tak
diduga, di saat aku sudah siap untuk berangkat dan mulai fokus untuk
Linguabase, aku ‘dilamar’ untuk kembali berada dalam barisan KAMMI dan kembali menjadi
bagian dari PH+ KAMMI. Ya Rabb... aku benar-benar diberi kesempatan kembali
untuk berada dalam barisan KAMMI.
Aku bersyukur karena aku berada dalam barisan KAMMI lagi.
Tapi yang membuatku sangat bingung adalah aku berada dalam departemen yang tak
kalah urgentnya dengan departemenku
di Linguabase. Dan lagi-lagi aku harus menjadi sekretaris departemen, meskipun
berbeda dengan departemen di kepengurusan KAMMI sebelumnya, yaitu Sosial Kemasyarakatan
(Sosmas). Kini aku berada di departemen Kajian Strategis (Kastrat), departemen yang
harus cepat dan tepat dalam menganalisis sesuatu, terutama terhadap isu-isu
politik, baik itu di dalam kampus ataupun di luar kampus. Apalagi mengenai
tahun politik 2014 yang benar-benar merupakan PR besar bagi kastrat tahun ini. Aku
merasa begitu berat beramanah di kastrat, karena aku merasa belum terlalu paham
mengenai perpolitikan. Apalagi mengingat amanahku di Linguabase sebagai
sekretaris departemen kaderisasi. Aku harus memilih, pikirku dalam hati. Aku
tak mungkin berada di amanah yang sama beratnya dalam satu waktu. Aku pun
mengirimkan sebuah sms ke murobbiku, dan ternyata memang murobbiku memang sudah
mengetahui semuanya. Kata beliau, semuanya ini hanya mampu dijawabnya dengan bismillah.... air mataku semakin berurai
mengetahui jawaban dari murobiku.
Ya Allah... Ketika aku diminta untuk memilih di antara
keduanya, jujur aku tak mampu. Karena aku mencintai keduanya, Linguabase dan
KAMMI. Tapi amanah keduanya sangatlah berat, aku pun tak ingin mengecewakan
keduanya. Ya Rabb... jika amanahku memang seperti ini, kuatkanlah pundak ini
untuk mampu menopangnya. Ikhlaskanlah hatiku dan berikan aku ketenangan dan
kekuatan untuk mampu maksimal dalam melaksanakan dua amanah luar biasa ini.. Karena amanah yang akan mendewasakan kita, karena amanah yang akan memberikan banyak pembelajaran.
antum juga keren akh, subhanallah.. luar biasa
BalasHapus