Pages

Minggu, 20 Februari 2011

KEKECEWAAN yang akan didapat!


Menggantungkan sesuatu pada selain Allah atau pada makhlukNya, berpeluang besar untuk merasakan apa yang namanya KEKECEWAAN.
Hal inilah yang pernah kurasakan, meski tak bergantung 100% pada makhluknya karena juga kusertai ikhtiar untuk meraih tujuanku.
Ditawarkan sebuah kemudahan adalah jalan yang sangat menyenangkan, apalagi tujuan yang akan dicapai lebih cepat. Tawaran yang baik, yang sesuai dengan norma yang berlaku dan….. HALAL! Siapa yang tak ingin mendapatkannya?
Tak ingin terlena, kutanyakan seluk-beluknya dan kepastian tawaran itu agar tak merasakan kekecewaan yang lebih dahsyat dari tawaran sebelum-sebelumnya yang pernah sangat mengecewakan. Dan jawaban yang kudapat dari kepastian tawaran tersebut adalah IYA.
Alhamdulillah, Allah memberiku kemudahan untuk mendapatkannya. Tujuan yang kukejar akan semakin mudah kukejar.
Dipertengahan jalan dalam perjalananku, ku cek kembali tentang kepastian tawaran yang menjanjikan tersebut.
Kegelisahan mulai kurasa. Di tengah perjalanan ini, aku lost contact terhadap sang penawar kemudahan. Terus kucoba untuk menemukannya, berusaha mencari kesana kemari. Hingga tak sengaja, air mata ini tertetes. Tapi rasanya tak semudah itu aku menyerah. Aku berusaha mencari solusi lain dari permasalahan ini. Kucoba untuk merancang cara lain untuk mengantisipasi hal ini. Akhirnya, kutemukan jalan lain yang tak kalah cepat meski tingkat kecepatannya lebih lambat dari suatu hal yang sedang ditawarkan padaku.
Setelah menunggu lumayan lama, akhirnya sang penawar kemudahan menghubungiku dan memastikan bahwa dia akan segera datang membawa kemudahan itu. Hati mulai merasa tenang. Dan terasa sedikit legowo. Alhamdulillah, akhirnya tujuanku akan segera tercapai dengan ini.
Tapi tiba-tiba, 90% tujuanku hampir tercapai dengan kemudahan yang ditawarkan sang penawar membatalkan tawarannya padaku. Meski dengan alasan yang bisa dibilang syar’I, dan sang penawar meminta maaf atas kesalahan teknis yang dialaminya. 10% lagi tujuanku akan selesai tapi semuanya berantakan. Semuanya harus memulai dari NOL lagi.
Akhirnya air mata itu benar-benar tumpah, mengalir deras di kedua pipiku. Tak tertahan lagi. Ingin menyalahkan, tapi siapa yang harus disalahkan. Berusaha untuk tegar, tapi sudah goyah pada pukulan pertama yang kudapat. Tujuanku tak akan sempurna, meski pada akhirnya berhasil tapi tak bisa maksimal.
Meski sang penawar sudah meminta maaf atas kesalahan ini, rasanya sulit sekali untuk memaafkan. Sulit sekali untuk tetap tegar berada dalam jalan yang benar.
Hanya kalimat istighfar dan memohon pertolongan pada Allah yang aku ucap berulang-ulang kali. Dengan hati, pikiran dan lisan. Menjerit, menahan amarah yang ingin meluap dengan kalimat Astaghfirullahal’adzim…
Inilah akibat dari tak menggantungkan sesuatu sepenuhnya pada Sang Khaliq. Dengan menggantungkan sesuatu bukan pada Allah, kita tak akan pernah merasa puas. Karena dengan (walaupun hanya sedikit) menggantungkan sesuatu bukan kepada Allah, KEKECEWAAN YANG AKAN KAMU DAPAT !

0 komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger