Jumat, 03 Oktober 2014
Euforia PPL Dekat Rumah
Semester 7, taraaa.... saatnya PPL!
Alhamdulillah tak terasa kini sudah menginjak
semester 7, yang katanya sudah memasuki semester t*a -_-
Ya, kini aku sudah memasuki semester 7, sehingga
mau tidak mau harus mengikuti PPL sebagai sarana latihan mengajar untuk
menunjang proses pembelajaran mahasiswa program studi pendidikan. Begitu pula
denganku, menjadi mahasiswa PPL Bahasa dan Sastra Indonesia.
Aku kini sedang menempuh PPL (Praktik Pengalaman
Lapangan) di sebuah SMP negeri yang letaknya cukup sangat dekat dengan
rumahku. Aku memang sengaja memilih sekolah yang jaraknya lebih dekat, supaya
lebih terjangkau. Hingga akhirnya banyak kisah yang kualami antara muridku dan
rumahku yang dekat dengan sekolah.
#Kisah_1
Hampir semua murid-murid yang kuajar tau dimana rumahku..
Jadinya agak salting sendiri kalau ada murid yang
lewat di depan rumah. Apalagi sambil mereka memanggil, “bu Asma....”
Berasa anak kecil yang dipanggil temennya buat
diajak main :D
#Kisah_2
Mereka yang notabenenya nggak tau rumahku jadi
pada kepo.. jadinya pas ngajar, mereka menyerangku dengan berbagai pertanyaan
yang berkaitan dengan rumahku -_-
“Bu, rumahnya ndak yang warna hijau itu?”
“Bu, rumahnya yang di pojokan itu kan?”
“Bu, sama SD 04 itu rumahnya yang sebelah mana?”
“Bu, rumahnya kok deket banget to?”
“Bu, tinggal di sana sejak kapan?”
Dan aku hanya bisa menjawab dengan senyuman,
karena mereka menghujaniku dengan pertanyaan-pertanyaan itu berkali-kali. Jadi,
hampir setiap bertemu mereka pertanyaannya masih sejenis. Padahal dulu pas
awal-awal ngajar udah pernah tak jawab semua pertanyaan itu..
#Kisah_3
Muridku mengenalku sejak dia SD.. mungkin saja
kita cukup familiar dengan orang
karena kita cukup sering melihatnya, meskipun tidak mengenalnya. Nah, ternyata
ini yang dialami muridku padaku.
Tiba-tiba di tengah proses pembelajaran ada murid
yang bertanya tentang rumahku (lagi), kira-kira begini obrolan kecil kami,
“Bu, rumahnya yang di pojok pertigaan itu kan?”
“Iya, mbak. Kenapa?” kujawab pertanyaan tersebut seperti
biasa, datar..
“Yang warnanya hijau itu kan, Bu?” dia masih
melanjutkan pertanyaannya.
“Iya. Ada apa, Mbak?”
“o, pantesan... Dulu pas waktu aku SD aku sering lewat
depan rumahnya bu Asma dan lihat bu Asma lho di depan rumah.” Dia tertawa
kecil, sepertinya ada kebahagiaan yang ia rasakan teramat sangat.
“oh, masak?” aku heran, antara mikir sama bingung
sambil ngitung berapa tahun yang lalu berarti dia SDnya.
Sekarang muridku kelas VIII SMP, berarti SDnya sekitar
3-5 tahun yang lalu, dan dia ingat sama wajahku gara-gara sering lewat dan lihat
aku di depan rumah, baiklah berarti aku cukup terkenal -_-
#Kisah_4
Aku mengajar tetanggaku sendiri.. namanya juga
sekolah dekat rumah, pasti banyak tetangga kita yang lebih memilih sekolah yang
dekat dengan rumah. Begitu pula dengan tetanggaku, aku mengajar tetanggaku
sendiri. Rasanya itu... bingung, seneng, aneh, speechless, kurang bisa ekspresif jadinya. Hehe, bayangin aja kalau
kamu mengajar tetanggamu sendiri. aneh kan? Haha :D
“Bu, ibu tetangganya ini to?” dan aku cuma diem
sambil senyum...
Mungkin empat kejadian itu bisa jadi gambaran buat
kalian yang sudah, sedang ataupun ingin PPL di dekat rumah. Mungkin bisa jadi
bahan pertimbangan, hehe :D
Langganan:
Postingan (Atom)